Tahun ini merupakan tahun yang membahagiakan bagi penyuka film Jepang atau Movie Anime di indonesia, karena ada film yang akan segera tayang di bioskop kesayangan kalian. Moxienotion lah yang berhasil membawa film ini masuk ke pasar indonesia, nah karena berkatnya, kini masuk satu lagi film jepang ke indonesia yaitu….. Uchiage hanabi, shita kara miru ka? Yoko kara miru ka?.
Menceritakan kehidupan 3 remaja di sekolah, mereka bernama Norimichi, Yusuke, dan Junichi ingin tahu apakah kembang api akan terlihat bulat atau datar jika dilihat dari samping. Mereka berencana untuk menemukan jawaban tersebut di acara pesta kembang api. Sementara itu, Norimichi mendapatkan undangan melihat kembang api bersama dari Nazuna, gadis yang ditaksirnya.
Tak hanya itu di film ini juga menceritakan kisah antara Norimichi dan Nazuna yang keduanya ingin menghabiskan waktu bersama
*Disclaimer: Kami tidak bertanggung jawab jika kamu terkena spoiler di artikel ini, jika kamu ingin tahu jalan ceritanya sebagian seperti apa, silahkan buka spoiler tersebut, dan jika tidak, silahkan lanjut membaca review dibawah tanpa membuka Spoiler.
Ya… sekian isi dari film tersebut, dan saya sebagai penulis merasa sangat beruntung bisa mereview film ini. Kesan pertama pas film ini dimulai itu kereeeen bangeeeet karena detail setiap bagian, warna, dan sudut pengambilan pemandangannya luar biasa (menurut penulis, bisa dibilang tarikan gambarnya hampir mirip dengan Kimi No Na Wa. mungkin ya) namun sedikit disayangkan ada beberapa bagian kecil yang saya rasa itu sedikit gak pas, salah satunya saat motion karakternya bergerak itu terasa gak menyatu dengan latarnya/backgroundnya. Entah karena campuran efek dengan motion 3D dan 2D kali ya?
Untuk story linenya sendiri saya suka karena lebih mengarah ke kehidupan nyata seperti genre Slice of Life, namun ada beberapa bagian di film ini seperti genre Fantasy contohnya saat berbicara di dalam air dan melempar bola kaca lalu kembali ke masa lalu. Jujur saat menulis alur ceritanya saya sedikit kesulitan, karena memang di film ini memiliki lebih dari satu story line dan alurnya maju mundur juga konflik di dalam filmnya cukup banyak. Tapi film ini juga disisipi sedikit humor jadi penonton tidak selalu serius menonton agar tidak bosan hanya karena film ini memiliki alur yang cukup bikin pusing, hanya saja dari sudut pandang saya sisi humor disini agak terlalu dewasa jadi jika ada anak-anak yang ingin menonton harus didampingi oleh orang tua. (Bisa dibilang 18+ untuk anime ini)
Film ini ditunjukan buat para penyuka anime romance tapi yang gak gitu-gitu aja yang isinya bukan cuma cinta-cintaan doang. Di film ini juga ngajarin bahwa kalau ingin sesuatu, kita harus berjuang dan melindungi apa yang kita miliki, pentingnya pertemanan, dan yang paling penting itu adalah kita gak akan bisa lari dari yang namanya kenyataan (meskipun itu pahit).
Dan yang menurut saya yang bikin spesial di film ini adalah cerita tentang bola kaca yang bisa mengembalikan waktu, diceritakanan saat Nazuna menceritakan tentang Ayah kandungnya yang menghilang namun saat di film terlihat seorang laki-laki mengapung di laut sambil menggenggam bola kaca yang sama seperti yang Nazuna temukan.
Sekian review tentang film ini dari saya, namun… itu tidak mengurangi esensi dari film terserbut. Soundtrack yang digunakan juga terasa pas di setiap bagian, terutama insert song dan ending song yang dinyanyikan oleh Daoko yang berjudul forever friends untuk insert songnya dan uchigae hanabi untuk ending song yang berkolaborasi dengan Kenshi Yonezu.
Kesimpulan dari review ini adalah film ini memiliki unsur slice of life dan fantasy, dan film ini diperuntunkan untuk remaja mulai tingkat SMA, jadi semisal anak-anak nonton harus dalam pengawasan orang tua. Untuk story linenya sendiri cukup rumit dan sulit diprediksi namun itulah yang membuatnya menjadi menarik.
Oke deh.. segitu saja reviewnya, jadi bagi kalian yang masih penasaran bagaimana detailnya langsung saja nonton filmnya mulai tanggal 1 November 2017 di CGV dan cinemax kesayangan kalian. 😀