Beberapa waktu lalu kasus kematian aktris terkenal Jepang yang diduga akibat bunuh diri sedang marak diperbincangkan. Yuko Takeuchi dan Sei Ashina ditemukan tewas diduga akibat bunuh diri di kediamannya.

Menindak lanjuti kasus bunuh diri di kalangan selebritas ini, Pemerintah Jepang meminta agar warganya segera mencari bantuan jika mereka tengah menghadapi masalah dan susah untuk mengatasinya, terlebih pada kondisi pandemi COVID-19 seperti ini.

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mencatat ada banyak orang yang berjuang untuk mengatasi krisis virus corona. Kato meminta masyarakat untuk menggunakan layanan hotline pencegahan bunuh diri seperti TELL Japan dan layanan lainnya.

“Ada peningkatan jumlah kasus bunuh diri sejak bulan Juli. Kami harus mengakui bahwa faktanya begitu banyak orang yang memilih mengakhiri hidup mereka yang berharga,” kata Kato seperti dilansir kantor berita AFP.

Dilansir The Mainichi, Badan Kepolisian Nasional dan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang menyebutkan jumlah kasus bunuh diri tahun ini meningkat pada bulan Juli dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kasus hingga awal bulan Agustus mencapai 1.849, naik 246 kasus dari tahun lalu.

Hal ini karena dampak dari pandemi virus corona. Jumlah pekerja yang mendapat pemutusan hubungan kerja telah mencapai 60.000 orang. Selain itu, banyak usaha kecil dan menengah serta toko yang terpaksa tutup karena masalah keuangan. Ada kekhawatiran bahwa pemilik usaha kecil ini mungkin akan memiliki banyak hutang karena bantuan pemerintah yang tidak mencukupi.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah membuat prinsip “membantu diri sendiri, saling membantu, dan membantu publik” dan memberikan penekanan khusus pada “membantu diri sendiri”. Namun, dalam hal pencegahan bunuh diri pemerintah harus memberikan perhatian yang besar pada “bantuan publik” dan berupaya membangun jaring yang lebih erat untuk menyelamatkan banyak nyawa.

Source: AFP via Japan Today, The Mainichi