Sepertinya seni memang sudah mendarah daging untuk masyarakat Jepang. Medium untuk mebuat gambar tidak harus melulu dengan kertas hvs, kanvas atau buku gambar. Seperti di desa-desa Jepang, mereka membuat seni dengan medium padi di sawah!

Tenang, ini bukan fenomena misteri Crop Circle yang diciptakan alien dalam waktu semalam, tapi ini murni buatan petani lokal Jepang. Seni ‘menggambar’ di sawah, dalam Jepang disebut dengan “tanbo art” (田んぼアート) atau bisa diartikan dengan “seni beras padi”. Tidak perlu pewarna buatan dalam pengerjaan, yang petani butuhkan hanyalah variasi benih padi.
Dalam pengerjaan dibutuhkan kerjasama dari ratusan petani lokal, bersama mereka menanam padi secara tradisional. Pengerjaanya bisa dibilang sederhana, mereka hanya perlu membuat tali pembatas untuk area tertentu dan ditanam benih beras berbeda untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
Benih padi ditanam pada musin semi dan dipanen di musim gugur. Saat musim gugur terjadi perubahan warna yang sangat indah, momen ini disebut dengan “koganeiro” (黄金色) yang artinya “emas” atau “warna madu”.
Saat musim semi
Saat musim gugur
Tanbo art sudah ada sejak awal 1990 di suatu desa di Perfektur Aomori. Karena menarik perhatian turis lokal, seni ini menyebar ke desa-desa tetangga. Desain-desain tanbo kebanyakan mangambil motif Jepang dan Barat, beberapa tahun belakang ini desain anime mulai banyak dibuat seperti Mazinger-Z dan yang belum lama ini Naruto di Perfektur Okayama.
Sebagai negara yang sama-sama mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, harusnya petani-petani kita juga bisa mengaplikasikan dengan desain khas Indonesia tentunya.