© Iroduku Production Committee

Disclaimer: Saya hanya seorang penikmat kultur pop Jepang, tidak kurang dan tidak lebih. Mohon untuk jangan samakan saya dengan ras bernama Wibu (Eh, apa gimana?) Hehe.

Sedikit saja sebagai pembuka untuk artikel ini, saya sebenarnya tidak begitu tertarik untuk melihat anime ini. Kenapa? Saya sendiri bukan seseorang yang begitu menikmati suatu hal yang berkaitan dengan “magic“, kata magic atau sihir memiliki konotasi tersendiri dalam pikiran saya bahkan hingga saya membuat sebuah stereotip, yaitu “magic” adalah hal yang ditujukan untuk anak-anak.

Namun melihat genre yang dicantumkan oleh salah satu situs yang memuat informasi mengenai detail dari anime ini, kemudian dalam pikiran pun saya bertanya “Haruskah saya menontonnya? Ah tapi bagaimana jika nanti membosankan? Bukankah genre seperti ini biasanya hanya kuat ditonton sampai 3 episode saja?“. Dengan mencoba mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dalam pikiran saya, sayapun memberanikan diri untuk menontonnya (padahal ini anime, bukan film horror. Maafkan jika kata-katanya terlalu lebay, hehe 😋), dan pada akhirnya saya pun berkesimpulan bahwa anime ini lumayan menarik bagi saya.

Sebagai informasi tambahan aja nih, anime ini diproduksi oleh studio Progressive Animation Works (P.A.Works) serta tayang di musim gugur tahun 2018 lalu sebanyak 13 episode. Terserah kalian untuk memilih antara mau menonton anime ini atau tidak. Anime ini memiliki fase yang cenderung lambat, jika kalian yang terbiasa menonton anime yang memiliki fase cepat, kalian mungkin gak akan sanggup untuk lanjut menontonnya. Alasan-alasannya akan saya tulis dibawah. Semoga kalian menikmati artikel ini, dan semoga apa yang saya tulis dapat tersampaikan dengan baik. 😁

Animasinya Yang Memanjakan Mata

Gimana??? Beneran memanjakan mata ‘kan?

Agak sedikit berlebihan rasanya, tapi ya seperti itulah yang saya rasakan. Bagi saya, anime ini merupakan salah satu anime yang benar-benar dapat membuat saya terkagum-kagum melihat keindahan gambarnya. Anime ini merupakan salah satu seri TV anime dengan gambar terbaik yang pernah saya lihat. Penilaian saya terhadap kualitas gambarnya itu secara keseluruhan ya, bukan dalam artian hanya karakternya saja 😁 (*uhuk*, biasanya ada yg cuma liat karakternya aja yang gambarnya bagus)

Saya merasa bahwa tidak ada penurunan kualitas sedikitpun dalam tiap episodenya. Biasanya, untuk beberapa judul anime, sering terjadi penurunan kualitas gambar dari satu episode ke episode lainnya. Mungkin hal tersebut terjadi karena kurangnya dana atau ketidakyakinan para staff anime tersebut untuk begitu all-out dalam memproduksinya. Mungkin mereka berpikir, apakah penjualan merchandisenya akan laku? Ataukah penjualan DVD dan Blu-raynya akan laris? Hal tersebut (menurut pendapat saya) merupakan hal yang mempengaruhi produksinya.

Anime ini, meskipun yang saya tonton belumlah versi Blu-ray yang dimana dalam versi tersebut biasanya terdapat perbaikan atau penambahan kualitas gambarnya, meski dalam versi TV, saya sudah memiliki kekaguman tersendiri, bahkan saya berpikiran seperti apa nanti versi Blu-raynya. Meskipun saya telah mengetahui cerita dari anime ini, saya mungkin akan menonton ulang ketika versi Blu-raynya telah tersedia.

Latar Musiknya Yang Menambah Feel Dari Animenya

Tiap scene jadi lebih nge ‘feel’ dengan latar musik yang mendukung

Salah satu unsur yang begitu berpengaruh dalam suatu anime yang memiki genre drama yaitu unsur musiknya. Latar musik dalam anime ini membuat drama yang terdapat didalamnya begitu mengalir hingga menembus jiwa dan pikiran orang yang menontonnya *MANTAB 👍*.

Ada kalanya ketika senang saya ikut tersenyum sendiri, ada kalanya juga ketika dalam momen sedih tertentu saya merasa masuk kedalam ceritanya, ikut merasakan apa yang para karakter tersebut rasakan. Hal ini juga tentu berkat bantuan latar musik yang mengiringinya. Saya tidak akan begitu mendalami sebuah tontonan jika kondisinya kurang pas. Dalam artian, kalaupun tontonan tersebut bagus, namun hal-hal pendukungnya tidak bagus juga, ya percuma juga, tidak akan dapat feel dari animenya.

Perkembangan Karakter Utama Yang Menarik

Menjadi berwarna itu, Indah bukan?

Heroine atau karakter utama dari anime ini bernama Hitomi Tsukishiro, seorang yang pada awalnya begitu membenci apa itu sihir. Setelah ia dikirim ke 60 tahun lalu oleh neneknya, iapun mempelajari berbagai macam hal. Mulai dari kebersamaan, cinta, dan lainnya.

Hitomi ini sedikit unik, pada awalnya ia memang seorang penyihir yang begitu membenci sihir karena sihir tersebut telah membuat ibunya pergi meninggalkannya. Karena itulah ia jarang menggunakan sihir, bahkan hampir tidak pernah sama sekali. Iapun tidak sadar telah menanamkan suatu sihir ke dirinya sendiri, membuat dirinya tidak dapat melihat warna lain selain hitam dan putih.

Iapun mempelajari berbagai macam hal, saat ia akan kembali ke masa dimana ia seharusnya berada, sihir yang membuatnya hanya dapat melihat warna hitam dan putih pun terlepas karena rasa cintanya yang begitu kuat kepada seseorang bernama Shou Aoi.

Dari raut wajahnya yang bagaikan boneka, berkembang menjadi seseorang yang penuh dengan senyuman. Dari seseorang yang tidak berwarna, menjadi seseorang yang lebih berwarna.  Saya menyukai bagaimana kepribadian si heroine ini berkembang menjadi lebih baik. Banyak pelajaran yang dapat saya ambil juga dari si heroine tersebut seperti hidup lebih berwarna, menemukan arti cinta dan lebih memiliki tujuan untuk hidup kedepannya.

Komedi Ringan Dalam Sebuah Drama

Eh?

Saya begitu menyukai adanya komedi dalam sebuah anime bertipe drama-romance. Rasanya gimana ya~, anime dengan genre drama-romance biasanya begitu kaku dan seringkali menularkan keadaannya kepada si penonton. Maksudnya menularkan sesuatu yang mungkin menyedihkan, menyesakkan, ataupun yang lainnya.

Dengan adanya komedi dalam anime bergenre seperti ini, memang mengurangi ke-intens-an dari dramanya itu sendiri, namun juga membuat anime tersebut tidak monoton bertahan dalam satu keadaan saja. Coba kalian bayangkan apa jadinya jika memiliki fase cerita yang lama dalam 13 episode, dan semua episode hanya hadir drama tanpa adanya komedi? Jadi memuakkan kan? Yaaa.. kira-kira seperti itu rasanya jika tidak ada unsur komedi dalam anime ini. (cukup hidup aja yang penuh drama-dramaan, anime itu udah drama, ditambah drama lagi, makin bosen nanti 😂)

Jadi, Kesimpulannya apa?

Kala hidup menjadi berwarna

Menurut saya, anime ini cocok ditonton untuk kalian yang menginginkan sebuah tontonan drama yang tidak begitu berat. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari anime ini, pelajaran-pelajaran tersebut juga begitu menginspirasi bagi saya.

Perkembangan karakter dari seseorang yang bisa dikatakan monochrome menjadi seseorang yang lebih colorful, begitu menginspirasi. Mengingatkan begitu pentingnya sebuah senyuman dalam kehidupan, kalian akan dapat berbagai macam pelajaran dari anime ini. 😊

Kalau pakai skala 1  sampai 10, saya akan memberikan nilai 9 dari 10 untuk anime yang nyaris mendekati sempurna (bagi saya yaa~).

Itulah review untuk anime Irozuku Sekai no Ashita kara, pendapat diartikel ini bersifat pribadi, jadi, jika pendapat kalian berbeda dengan saya, tidak apa. Seperti dikutip dari kata-kata diatas, “berbeda itu indah, seperti warna yang berbeda-berbeda menjadikan hasil yang indah” 😉