Kereta "Demon Slayer"

Sebuah kereta lokomotif uap yang terinspirasi dari kereta api dalam anime “Demon Slayer” hadir di Kyushu, Jepang pada hari Minggu (1/11/2020) tak lama setelah perilisan film box office terbarunya “Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba the Movie: Mugen Train”.

Kereta yang dioperasikan oleh Kyushu Railway Co. ini beroperasi dalam waktu terbatas dari Stasiun Kumamoto di Prefektur Kumamoto ke Stasiun Hakata di Prefektur Fukuoka. Kereta ini adalah model dari sekitar 100 tahun yang lalu seperti periode dalam serial dan film tersebut dibuat.

Kereta tersebut merupakan kereta wisata beroda uap SL Hitoyoshi yang tidak beroperasi karena hujan deras sejak bulan Juli lalu. SL Hitoyoshi digunakan untuk meniru kereta yang ditampilkan dalam film, dengan tulisan “mugen” yang timbul di gerbong depannya.

Tak hanya itu, barang-barang orisinal dari anime tersebut juga dijual di atas kereta. Selain itu penumpang juga dapat mengenakan pakaian tradisional Jepang khas Zaman Taisho (1912-1926).

Sekitar 700 orang berbondong-bondong untuk menyaksikan kereta tersebut berhenti di Stasiun Kumamoto pada hari Minggu saat mengeluarkan uap. Tak lupa mereka juga mengabadikan momen tersebut. Kereta edisi khusus ini beroperasi lima kali pada akhir pekan dan hari libur hingga 23 November, namun semua tiket telah terjual.

Serial populer ini, berdasarkan serial manga tahun 2016 karya Koyoharu Gotoge, menceritakan Tanjiro Kamado melawan setan pemakan manusia setelah keluarganya dibantai dan adik perempuannya Nezuko berubah menjadi iblis.

Film ini berpusat pada upaya Tanjiro Kamado untuk menyelamatkan nyawa penumpang di atas “Kereta Mugen,” yang dalam bahasa Jepang berarti tak terhingga, di mana banyak orang hilang di dalamnya.

Dirilis pada 16 Oktober, film ini telah memecahkan rekor box office di Jepang sebagai film pertama yang meraup lebih dari 10 miliar yen sekitar Rp1,4 triliun dalam waktu 10 hari setelah penayangan. Film ini juga mencetak rekor penjualan tiket sebesar 4,62 miliar yen sekitar Rp 647 miliar dalam tiga hari pertama penayangan.

 

Source: Kyodo