Sebuah drama Jepang tentang anak-anak yang tinggal di panti asuhan yang diserang karena stereotyping, tetap disiarkan sebagaimana telah dijadwalkan stasiun TV pada hari rabu, meskipun sudah ditinggalkan oleh semua sponsornya.
Kelompok hak asasi manusia telah mengeluh bahwa “Ashita Mama Ga Inai” (Mamma won’t be here tomorrow) menggambarkan anak-anak seolah-olah mereka adalah “binatang di sebuah toko hewan peliharaan” dan hal itu bisa mempengaruhi pandangan negatif dari anak yang hidup dalam panti asuhan.
Program ini menunjukkan anak muda “yang dikontrol dan dipaksa oleh kekerasan dan ketakutan”, kata sebuah asosiasi yang mewakili para pekerja di rumah anak-anak. “Kami prihatin bahwa drama akan memperkuat stereotip dan diskriminasi terhadap rumah-rumah anak-anak,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Kehebohan itu muncul setelah 15 Januari broadcast of the pilot, yang menunjukkan anak-anak dalam cerita fiksi “House of Small Ducks” yang dihukum karena perilaku buruk dengan dipaksa untuk memegang ember penuh air. Cerita tersebut menunjukkan para pemerannya untuk menemukan rumah asuh, misi yang berakhir dengan kegagalan dengan anak kembali ke panti asuhan dan persahabatan antar sesama anak yatim.
Hal ini juga telah menarik kritik karena salah satu karakter yang diperankan oleh aktris cilik Mana Ashida, yang muncul di film sci-fi US ‘Pacific Rim‘ dengan nama “Post”. Nama ini tampaknya terinspirasi dari kata Jepang untuk “baby hatch” (posuto akachan), tempat di mana orang tua anonim dapat meninggalkan bayi yang tidak diinginkan dalam perawatan rumah sakit.
Kemarahan publik atas program tersebut telah menyebabkan delapan perusahaan sponsor, termasuk Fuji Heavy Industries dan Mitsubishi Estate, menarik iklan mereka dari prime-time broadcast, Asahi Shimbun dan media lainnya.
tak gentar akan hal tersebut, penyiar NTV menayangkan program sesuai jadwal pada pukul 10 malam hari rabu. Reaksi keras penonton relatif tidak biasa di Jepang, di mana drama cenderung menghindar dari topik kontroversial.
Source: aramatheydidnt