Dalam sebuah laporan yang didapat oleh Nikkei Asia pada Jum’at (30/10), Sony sudah memasuki tahap akhir negosisasi dalam mendapatkan layanan streaming service anime yang berbasis di Amerika Serikat, Crunchyroll.
Sony sendiri akan mengeluarkan dana sebesar lebih dari 100 miliar JPY (atau sekitar 14 triliun rupiah) kepada perusahaan utama pemegang Crunchyroll yaitu perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat, AT&T. Sebelumnya pada tahun 2017, Sony juga mengakusisi Funimation. Dan, Sony pun juga mempunyai perusahaan distribusi konten sendiri yaitu Aniplex, sebuah perusahaan distribusi anime, film dan musik Jepang ke berbagai perusahaan luar negeri.
Alasan Sony dalam pengakuisisian ini karena ingin memperkuat industri entertaiment mereka. Total pendapatan Sony dari industri entertaiment (game, musik, film) hampir mencapai 4,79 miliar USD (atau 70,3 kuadriliun rupiah). Jika akusisi ini terealisasi, persaingan dengan Netflix & Hulu dalam platfrom streaming service anime semakin ketat.
Crunchyroll berdiri pada tahun 2008 & bermarkas di San Fransisco. Layanan streaming service anime ini mempunyai 70 juta pengguna dengan member gratis & 3 juta member berbayar dari 200 negara dan regional. Crunchyroll sendiri juga memberi Sony 1,000 judul variasi dalam penawaran akusisi ini.
Menurut Asosiasi Animasi Jepang, pasar global anime pada tahun 2018 mempunyai nilai sekitar 21 miliar USD (307,65 triliun rupiah). 1.5 kali lipat lebih banyak jika dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya. Permintaan pasar luar negeri menyumbang hampir setengah secara keseluruhan permintaan pasar global.